Apa Itu Asidosis Metabolik?

Asidosis metabolik merupakan salah satu kondisi yang dapat dialami oleh pasien dialisis. Secara sederhana, asidosis metabolik dapat diartikan sebagai penumpukan zat asam dalam tubuh. Kondisi ini disebabkan karena ginjal tidak dapat berfungsi lagi dalam mengatur keseimbangan keasaman dalam tubuh. Diagnosisnya dipastikan melalui pemeriksaan laboratorium darah dengan melihat kadar bikarbonat dalam serum darah. Asidosis metabolik dinyatakan jika serum bikarbonat lebih rendah dibandingkan biasanya, dan tingkat keasaman darah (pH) berada di atau lebih rendah dari 7,35. Nilai pH dan kadar bikarbonat dalam pasien penyakit ginjal kronik selain tergantung dari fungsi penyaringan ginjal, juga tergantung dari asupan makanan yang bersifat asam seperti protein hewani, asupan makanan yang bersifat alkali (basa) terutama sayuran dan buah, serta fungsi organ lain yang dapat membantu menyesuaikan keasaman tubuh seperti saluran cerna dan tulang.

Tidak ada gejala khusus yang bisa secara langsung menandakan asidosis metabolik. Gejala yang biasanya disampaikan adalah sebagai berikut

  • Kelelahan atau merasa lemas
  • Nafas cepat atau sesak nafas
  • Linglung atau kebingungan
  • Jantung berdebar-debar
  • Mual dan muntah

Penggunaan cairan dialisat dan konsumsi obat yang mengandung bikarbonat dapat membantu mengatasi dan mengurangi risiko asidosis metabolik. Jika tidak diatasi, asidosis metabolik dapat berlanjut terus (kronik) dan dapat menyebabkan malnutrisi (kurang gizi). Ini disebabkan karena kondisi yang asam dapat meningkatkan proses penghancuran protein, termasuk protein dalam jaringan otot. Akibatnya tubuh  menjadi semakin kurus. Selain itu, asidosis kronik juga dapat menyebabkan peningkatan risiko osteoporosis (pengeroposan tulang) akibat peningkatan perombakan tulang. Pada anak dengan PGK, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan karena penghambatan hormon pertumbuhan. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan darah secara berkala sebagai upaya deteksi. Jika hasil pemeriksaan menunjukan kadar bikarbonat kurang dari 22 mmol/l, maka dokter dapat merekomendasikan obat minum yang mengandung bikarbonat. Diskusikan dengan dokter, jika Anda mengalami keluhan seperti yang sudah disebutkan di atas agar dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan segera.

Referensi:
1. Adamczak M, Masajtis-Zagajewska A, Mazanowska O, Madziarska K, Stompór T, Więcek A: Diagnosis and Treatment of Metabolic Acidosis in Patients with Chronic Kidney Disease – Position Statement of the Working Group of the Polish Society of Nephrology. Kidney Blood Press Res 2018;43:959-969. doi: 10.1159/000490475
2. Mehrotra R, Kopple JD, Wolfson M. Metabolic acidosis in maintenance dialysis patients: clinical considerations. Kidney Int Suppl. 2003 Dec;(88):S13-25. doi: 10.1046/j.1523-1755.2003.08802.x. PMID: 14870874.