Gagal ginjal kronis (GGK) adalah suatu kondisi ketika ginjal mengalami kerusakan sehingga fungsi ginjal dalam menyaring racun dan cairan tubuh mengalami gangguan. Tedapat lima stadium gagal ginjal berdasarkan nilai GFR (Glomerular Filtration Rate/laju penyaringan glomerulus). Pada gagal ginjal stadium 5 (stadium akhir), dialisis diperlukan.
Dialisis merupakan suatu proses penyaringan racun tubuh selayaknya ginjal buatan. Terdapat dua jenis dialisis, yaitu hemodialisis dan peritoneal dialisis. Hemodialisis menggunakan mesin ginjal buatan sebagai penyaring, sedangkan peritoneal dialisis menggunakan membran peritoneal di dalam tubuh sebagai penyaringnya.
Sebelum seseorang menjalani hemodialisis, pertama-tama yang harus disiapkan adalah akses pembuluh darah dari tubuh ke mesin penyaring. Terdapat tiga jenis akses, yaitu fistula ateriovenosa (cimino), graft arteriovenosa, dan kateter pembuluh darah balik. Pembuatan akses dilakukan oleh dokter bedah dan pemilihannya tergantung kondisi pasien (1).
Selama menjalani hemodialisis, darah pasien akan melewati sebuah mesin penyaring di luar tubuh yang disebut sebagai dialyzer. Sebelum memulai hemodialisis, perawat akan memasukkan dua jarum ke dalam lengan pasien. Dua jarum itu terhubung ke mesin melalui dua buah selang. Kemudian, mesin hemodialisis akan memompa darah dari satu jarum tersebut menuju alat penyaring. Di dalam alat penyaring ini, racun di dalam darah seperti urea dan kreatinin akan terdifusi keluar sehingga darah bersihlah yang tersisa. Darah yang sudah bebas dari racun dan air berlebih ini kemudian dimasukkan kembali ke dalam pembuluh darah melalui jarum lain (2).
Proses hemodialis berlangsung selama beberapa jam. Selama waktu ini, pasien bisa sambil berbaring, menonton televisi, atau melakukan hal lain yang membuat nyaman. Setelah hemodialisis selesai, jarum akan dilepas dan lokasi bekas pemasangan jarum akan dibebat tekan untuk mencegah perdarahan.
Beberapa kondisi mungkin dialami oleh pasien GGK yang menjalani hemodialisis tekanan darah rendah, mual, muntah, darah tinggi, kram otot, dan sakit kepala (3). Apabila merasakan gejala yang tidak nyaman selama menjalani proses hemodialisis, segeralah melapor ke perawat supaya dapat diberikan tindak lanjut yang tepat.
Referensi:
1. Santoro D, Benedetto F, Mondello P, Pipitò N, Barillà D, Spinelli F, et al. Vascular access for hemodialysis: current perspectives. Int J Nephrol Renov Dis. 2014 Jul 8;7:281–94.
2. Vadakedath S, Kandi V. Dialysis: A Review of the Mechanisms Underlying Complications in the Management of Chronic Renal Failure. Cureus. 9(8):e1603.
3. Raja SM, Seyoum Y. Intradialytic complications among patients on twice-weekly maintenance hemodialysis: an experience from a hemodialysis center in Eritrea. BMC Nephrol. 2020 May 5;21(1):163
Leave A Comment